,
JAKARTA –
Dolar Amerika Serikat
(A.S.) memulai minggu perdagangan ini dengan tren yang stabil. Para investor siap menyongsong deretan data ekonomi yang diproyeksikan akan memberikan wawasan pertama tentang pengaruh perang dagang yang diinisiasi oleh Presiden
Donald Trump
terhadap perekonomian domestik.
Melansir
Reuters,
Pada Senin (28/4/2025), indikator dolar Amerika Serikat yang mengukur fluktuasi
greenback
Terhadap mata uang utama lainnya, yang ditilik menunjukkan kenaikan sebesar 0,05% hingga mencapai tingkat 99,52 pada pukul 13.01 WIB.
Bila dibandingkan dengan yen Jepang, dolar AS meningkat sebesar 0,03% menjadi 143,63, tetapi sedikit merosot 0,05% ketika melawan euro. Sepanjang bulan April,
greenback
sudah menurun lebih dari 4% terhadap euro dan yen, walaupun pada akhir pekan sebelumnya ada penguatan karena ketegangan perdagangan antara AS dan China mulai mereda.
Kedua negara pekan lalu menunjukkan tanda-tanda menurunkan eskalasi dengan pemerintahan Trump memberi sinyal terbuka untuk menurunkan tarif, sementara China membebaskan beberapa produk dari bea masuk sebesar 125%.
Namun, meskipun Trump mengeklaim adanya kemajuan dan menyebut telah berbicara langsung dengan Presiden Xi Jinping, Beijing membantah adanya pembicaraan dagang. Pada Minggu, Menteri Keuangan AS Scott Bessent pun tidak secara eksplisit menyebut bahwa negosiasi tarif sedang berlangsung.
Kepala Pasar Global ING Chris Turner menyebut tahapan berikut yang ditunggu-tunggu adalah apakah gangguan tersebut akan memulai dampak pada keputusan sehari-hari, khususnya dalam lapangan pekerjaan Amerika Serikat.
”Data ketenagakerjaan AS untuk bulan April yang akan dirilis pada Jumat diperkirakan menunjukkan perlambatan signifikan dalam perekrutan,” jelasnya seperti dikutip
Reuters.
Selain itu, pekan ini juga akan dirilis data Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal I/2025 serta indikator inflasi favorit The Fed, yakni indeks PCE inti. Dari Eropa, data PDB dan inflasi awal juga akan turut mewarnai pergerakan pasar.
Di Australia, angka inflasi yang akan diumumkan Rabu diperkirakan tidak akan menggagalkan ekspektasi pemangkasan suku bunga yang sudah sepenuhnya diperkirakan pasar untuk bulan depan. Dolar Australia menguat mendekati level tertingginya baru-baru ini dan bertengger sedikit di bawah US$0,64 pada Senin pagi, sementara dolar Selandia Baru juga stabil di kisaran US$0,60.
“Kurs dolar Australia mungkin mampu menembus resisten di 0,6464, namun level ini telah menjadi hambatan kuat sepanjang bulan,” kata Joe Capurso, analis di Commonwealth Bank of Australia.
Sementara itu, Kanada hari ini melaksanakan pemilihan umum, dengan Partai Liberal memimpin tipis di survei dan lebih unggul di pasar prediksi daring. Pasar opsi menunjukkan bahwa pelaku pasar tidak mengantisipasi volatilitas besar dalam perdagangan mata uang, dan dolar Kanada stabil di C$1,3874 per dolar AS.
Bank of Japan direncanakan untuk mengumumkan keputusan kebijakan moneternya pada hari Kamis. Meskipun tidak adanya perkiraan perubahan dalam kebijakannya, pasar cenderung memusatkan perhatiannya pada proyeksi ekonominya serta strategi bank tersebut guna merespons berbagai ketidakstabilan global, khususnya dengan munculnya negosiasi perdagangan antara Amerika Serikat dan Jepang yang diduga akan mencakup topik seputar tingkat pertukaran mata uang.
Atsushi Mimura, seorang diplomat mata uang penting dari Jepang, menolak berita koran Yomiuri hari Senin. Berdasarkan artikel tersebut, Scott Bessent mengklaim dalam sebuah pertemuan dua belah pihak bahwa melemahnya dolar AS dan kuatnya nilai yen adalah sasaran yang diidamkan.