– Mantan Kepala Badan Pembinaan dan Pengembangan SDM Kantor Staf Presiden Bimo Wijayanto dilaporkan ditunjuk sebagai Direktur Jenderal (Dirjen) Pajak.
Dia akan mengambil alih posisi dari Suryo Utomo yang telah menjabat sebagai Direktur Jenderal Pajak sejak November 2019.
Berita tentang penunjukan Bimo sebagai Direktur Jenderal Pajak semakin kuat usai pertemuannya dengan Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan, Jakarta, pada hari Selasa, 20 Mei 2025.
Sebelumnya, kabarnya Bimo akan menempati posisi direktur jenderal di Kementerian Keuangan mulai Senin (19/5/2025).
“Bima mendapat tugas yang kemudian akan disesuaikan dengan petunjuk dari Menteri Keuangan untuk bekerja sama dengan Kementerian Keuangan. Demikian pula halnya dengan Letnan Jenderal Djaka,” demikian kata Bimo seperti dilansir dari sumber tersebut.
Antara,
Selasa (21/5/2025).
Namun demikian, Bimo tetap mengharapkan petunjuk dari Menteri Keuangan Sri Mulyani seputar pengangkatannya menjadi Dirjen Pajak.
Bima menyatakan bahwa untuk prosesi pelantikan serta berbagai hal lainnya harus menunggu instruksi dari Ibu Menteri Keuangan.
Berikut adalah riwayat karier Bimo Wijayanto yang dilaporkan akan menjabat sebagai Direktur Jenderal Pajak.
Jejak karier Bimo Wijayanto
Bimo, yang diberitakan tengah menjai Direktur Jenderal Pajak sekarang ini, berperan sebagai Sekretaris Deputi Bidang Kerjasama Ekonomi dan Investasi di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.
Dia juga menempati jabatan sebagai Komisaris Independen di PT Pharos Tbk yang dia peroleh setelah ditunjuk dalam Rapat Umum Pemegang Saham untuk tahun buku 2021.
PT Pharos merupakan sebuah perusahaan farmasi yang berada di bawah naungan PT Kimia Farma Tbk dan memiliki kontrol atas 56,7 persen saham perusahaan tersebut.
Merujuk laman resmi
PT Pharos Tbk,
Bimo sebelumnya telah menyelesaikan Pendidikan Pos-Doktoral-Post-Doctoral Fellowships-Inagural Hadi Soesestro Prize-Australia Awards di NATSEM dan DCID (Pusat Duce untuk Pengembangan Internasional), Universitas Duke, Durham, North Carolina, AS.
Dia juga menjalani pendidikan doktor Ph.D dalam Ekonomi di National Center for Social and Economic Modeling (NATSEM), Universitas Canberra, Bruce, Canberra, Australia.
Sementara itu, catatan
, Selasa (20/5/2025), mengungkapkan bahwa Bimo telah memegang beberapa posisi dalam administrasi pemerintah sejak tahun 2014.
Dari September 2014 hingga Juli 2015, dia menjabat sebagai Kepala Bagian dari Dampak Kebijakan Ekonomi Makro di Direktorat Potensi Kepatuhan dan Pendapatan Badan Keuangan Negara Ditjen Pajak.
Karirnya melanjutkan dengan menjadi analis senior di Center for Tax Analysis (CTA), Direktorat Jenderal Pajak.
Bimo setelah itu diangkat menjadi Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden dari Januari 2016 hingga Agustus 2020.
Selanjutnya, Bimo menjadi Asisten Deputi untuk Investasi Strategis di Kedeputian Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan dalam Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dari September 2020 hingga Desember 2024.
Harta kekayaan Bimo Wijayanto
Dilansir dari
dan
Kontan
, Selasa (20/5/2025), Bimo mempunyai aset senilai Rp 6,67 miliar.
Informasi itu terungkap melalui Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) yang dirilis pada bulan Maret tahun 2022 dan mencakup periode tahun 2021.
Kekayaan Bimo mencakup tanah dan properti dengan nilai total Rp 5,8 miliar yang tersebar di beberapa daerah atau kota.
Dia memiliki properti yang terdiri dari lahan dan bangunan berukuran 234 m2/140 m2 di Sleman dengan nilai Rp 1 miliar, lahan dan bangunan berukuran 495 m2/300 m2 di Yogyakarta bernilai Rp 2 miliar, serta lahan sebesar 625 m2 di Sleman juga bernilai Rp 2 miliar.
Di samping itu, Bimo memiliki sebidang tanah dengan luas 92 m² di Sleman yang bernilai Rp 500 juta serta tanah lainnya berukuran 1.827 m² di Gunung Kidul yang ditaksir senilai Rp 300 juta.
Pada laporan Harta Kekayaan Pejabat Negri (LHKPN) yang terkini, Bimo mengungkapkan memiliki kendaraan dengan nilai sekitar Rp 370 juta, harta bergerak lain-lain bernilai kurang lebih Rp 200 juta, ditambah lagi dana tunai dan seterunya senilai Rp 300 juta.
Kendaraannya satu-satunya adalah Toyota Fortuner TRD produksi tahun 2017.
Sebaliknya, kekayaan Bimo terus bertambah sejak tahun 2019 ketika dia mengemban tugas sebagai Tenaga Ahli Utama di Kantor Staf Presiden.
Saat itu, orang tersebut memiliki aset senilai Rp 5,97 miliar, yang kemudian meningkat menjadi Rp 6,17 miliar di tahun 2020 dan naik lagi menjadi Rp 6,67 miliar di tahun 2021.
Share this content: