Jenis dan Gejala Penyakit NPH yang Dialami Sang Maestro Musik, Billy Joel
Jenis dan Gejala Penyakit NPH yang Dialami Sang Maestro Musik, Billy Joel

Jenis dan Gejala Penyakit NPH yang Dialami Sang Maestro Musik, Billy Joel

 

,


Jakarta

– Penyanyi multitalenta,
Billy Joel
, membatalkan semua rangkaian acara pertunjukannya di berbagai kota karena diketahui menderita gangguan neurologis yang jarang terjadi.
normal pressure hydrocephalus
(NPH), dilansir dari
Music News
Pada hari Minggu, 25 Mei 2025.

Sebelumnya, pelantun lagu
Uptown Girl
Ini direncanakan untuk terus melanjutkan tur yang bernama
In Concert
Hingga tahun 2026, di beberapa negara seperti Amerika Serikat, Kanada, Inggris, dan Skotlandia akan tampil dengan para musisi terkemuka seperti Rod Stewart, Sting, dan Stevie Nicks menurut laporan tersebut.
Antara
, Minggu, 25 Mei 2025. Akan tetapi, untuk kebaikan pemulihannya, seluruh rencana pada akhirnya dihentikan.

“Sangat disayangkan saya telah mengkhianati harapan para pendukung kita, dan saya ucapkan terima kasih atas pemahamannya,” ungkap Billy lewat unggahan di akun Instagram miliknya.
@billyjoel.

Perlu dicatat bahwa NPH adalah singkatan yang merujuk kepada suatu kondisi.
penyakit otak
Jarang terjadi pengumpulan cairan di otak yang berpotensi mengganggu fungsi kognitif serta kesetimbangan fisik seseorang. Menurut informasi dari Ensiklopedi Kesehatan Universitas Rochester Medical Center, sindrom hidrosefalus normotensif merupakan suatu keadaan medis yang jarang ditemui dan umumnya muncul pada lansia. Gejala-gejalanya dapat menyerupai penyakit Alzheimer atau Parkinson.

Berikut adalah uraian mengenai ragam tipe serta ciri-ciri dari penyakit NPH.


Jenis NPH

Dilansir dari
National Library of Medicine
, secara klasik,
normal pressure hydrocephalus
atau
NPH
Dikelompokkan menjadi NPH sekunder yang disebabkan oleh pendarahan subaraknoid, cedera, tumor otak, atau meningitis infektius, serta NPH idiopatik di mana asal-usulnya masih belum ditemukan.

Pada kasus NPH sekunder, kita sering menemui perdarahan subaraknoid, meningitis, tumor otak, ataupun cedera kepala yang mengakibatkan gangguan dalam proses reabsorsi cairan serebrospinal (CSF). Hal ini disebabkan oleh inflamasi granulasi araknoid serta perubahan pada pola alirannya.

Pada NPH idiopatik, ditemukan variasi besar dalam aspek anatominya yang tidak normal, seperti contohnya adalah penebalan serta serofiber di meningea dan araknoid, adanya proses peradangan, modifikasi pada struktur pembuluh darah, kondisi mirip dengan penyakit Alzheimer, robekan pada lapisan epithelium dari ventrikel, dan juga terdapat gliosis subependimal.


Gejala NPH

Diagnosa NPH bergantung pada catatan medis dan pemeriksaan saraf. Tidak semua ciri utama seperti kesulitan bergerak, menurunnya kemampuan pemahaman, serta kehilangan kontrol buang air seni akan tampak dengan jelas, terlebih di fase permulaan penyakit ini. Kondisi umumnya bertambah buruk perlahan-lahan dan gejala baru mulai timbul satu sama lain dalam kurun waktu sekitar tiga bulan, termasuk gejala-gejalanya yang dimaksud.


Gangguan Berjalan

Gejala pertama dan paling sering muncul adalah masalah dalam berjalannya seseorang yang biasanya diketahui dengan istilah magnetic gait atau apraxic gait. Karakteristik dari kondisi ini meliputi langkah-langkah kecil, pergerakan lambat, kaki menjaga jarak lebih lebar saat berdiri, serta kesulitan untuk mengubah arah. Berbeda dengan penyakit Parkinson, pasien tidak menunjukkan adanya getaran, ketegangan otot tinggi, ataupun fenomena festination. Masalah pada cara berjalan merupakan indikator yang sangat bereaksi positif terhadap pengobatan dan menjadi prioritas utama dalam penilaian sebelum tindakan bedah.


Penurunan Kognitif

Keadaan tersebut terjadi karena adanya ketidaknormalan pada rute frontal-subkortikal yang mengakibatkan perlambatan dalam pengolahan informasi serta hambatan pada fungsi kontrol tinggi. Di samping itu, juga diamati tanda-tanda apatis, kurangnya dorongan, dan perasaan cemas yang mendalam.


Gejala Urine

Gejalanya meliputi kandung kemih neurogenik tanpa penahanan disertai dorongan, frekuensi bertambah, dan inkontinensia. Perlu didiagnosis secara jelas dari gangguan buang air kecil lainnya yang sering dialami orang lanjut usia.

Share this content:

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *