Kram dapat muncul sewaktu-waktu pada masa kehamilan, bahkan ketika Anda melakukan aktivitas fisik. Apakah cukup berisiko bagi ibu hamil untuk mengalami kram selama olahraga, Bun? Mari kita pelajari bagaimana menangani kondisi ini dengan benar.
Beberapa wanita yang mengandung mungkin sering kali merasa kram sepanjang masa kehamilan mereka. Tidak jarang pula di antara mereka yang mengalami sensasi sakit dan ngilu saat membawa janin.
Iya, itu normal sih, Bunda. Selama masa kehamilan, tubuh Anda bisa mengalami perubahan tiap hari. Jadi, ketika ada bayi dalam rahim, tentunya akan muncul tantangan baru termasuk rasa sakit atau kram. Rasa kram ini biasa-biasa saja saat hamil, Bunda. Tapi tetap harus diperhatikan lho, sebab kadang-kadang bisa jadi tanda masalah yang lebih serius.
Wanita hamil mengalami kejang saat berolahraga
Seiring berjalannya trimester pertama dan kedua, tubuh seorang ibu hamil umumnya dipenuhi dengan aktivitas dalam persiapan kelahiran si buah hati. Pada saat itu pula, otot-otot pada rahim mulai melentur dan melebar. Inilah penyebab dari sensasi tarikan yang sering dirasakan oleh bunda di bagian samping perutnya.
Pada tahap awal kehamilan, bunda bisa jadi akan merasakan sakit serupa dengan kram menstruasi. Menurut Annette Bond, MD, direktor dari Greenwich Hospital di Connecticut menyebutkan bahwa meningkatnya tekanan pada area panggul ketika hamil adalah hal biasa.
Bunda perlu mengetahui bahwa beberapa dampak negatif dari kehamilan muda sering dialami oleh banyak orang, seperti misalnya konstipasi yang dapat menyebabkan kram. Di sisi lain, Bunda juga mungkin merasakan sakit perut saat melakukan aktivitas fisik.
Keadaan tersebut selanjutnya menambah beban pada otot. Selain itu, kejang ketika berolahraga menjadi tanda bagi wanita hamil agar beristirahat dan segera meluangkan waktu untuk bersantai, demikian dilansir dari situs web tersebut.
Healthline.
Sakit kram saat berjalan ketika hamil
Dalam kondisi hamil normal, ketika sudah memasuki tahap akhir dari masa kehamilan, melakukan olahraga dapat mengakibatkan terjadinya kontraksi Braxton Hicks yang sering disebut pula dengan istilah kram rahim. Hal ini dikemukakan oleh Dr. G. Thomas Ruiz, seorang spesialis obstetri dan ginekologi di rumah sakit MemorialCare Orange Coast Medical Center.
Oleh sebab itu, untuk ibu hamil yang merasakan kram saat berjalan, kondisi tersebut cukup normal lho, Ibu. Menurut Ruiz, beberapa rasa sakit atau kram yang dialami bisa jadi dikarenakan otot-otot bekerja lebih keras dan sudah mulai menyesuaikan dengan perubahan tubuh akibat kehamilan.
Dengan meluangkan sedikit waktu untuk berehat, kebanyakan kram akan reda dengan sendirinya. Akan tetapi, kram normal setelah berolahraga umumnya mereda dalam jangka waktu antara 30 menit sampai satu jam, sesuai informasi yang diambil dari situs web tersebut.
Romper
.
Walau ada potensi terkena kram saat hamil, itu bukan alasan untuk menghindari olahraga, Bunda. Asalkan diberi izin oleh dokter, Anda masih boleh melanjutkan aktivitas fisik secara berkala guna menjaga kondisi tubuh sepanjang masa kehamilan.
![]() Ibu Hamil Berolahraga/ Foto: Shutterstock/ |
Manfaat olahraga selama kehamilan
Menurut Dr Sherry Ross, seorang spesialis obstetri dan ginekologi serta pakar kesehatan perempuan, berolahraga selama kehamilan dapat mendukung peningkatan kesejahteraan mental dan fisikal baik untuk ibu maupun janinnya.
“Studi mengindikasikan bahwa melakukan olahraga memberikan keuntungan jangka panjang untuk kesehatan ibu hamil sehingga mereka bisa tetap bugar sepanjang waktu hingga si anak tumbuh dewasa,” ungkap Ross.
Ross menambahkan bahwa selain itu, berolahraga ternyata bisa memperkuat otot polos pada pembuluh darah siulan bayi. Lebih dari itu, olahraga juga membantu mengurangi potensi bayi untuk menderita masalah kardiovaskular sepanjang hayat mereka.
Selain penyakit jantung, olahraga selama kehamilan ternyata bisa juga mengurangi risiko diabetes gestasional yang dapat menyebabkan komplikasi berbahaya bagi bayi, kata Ross.
Bila seorang ibu hamil menderita diabetes gestasional, kondisi ini dapat memicu pertumbuhan janin yang lebih cepat dalam kandungan. Ini pada akhirnya bisa menimbulkan masalah seperti distosia bahu yang serius, kelahiran meninggal, serta komplikasi neonatal antara lain hipoglikemia, gangguan respiratori, dan rawat lama di Neonatal Intensive Care Unit. Selain itu, ia menjelaskan bahwa dengan melakukan olahraga, risiko tersebut dapat dikurangi.
Yang paling penting, ternyata olahraga dapat memperkuat kemampuan otak bayi yang baru dilahirkan. Jika Bunda rutin melakukan aktivitas olahraga sebanyak tiga kali dalam satu minggu dengan durasi 20 menit setiap sesinya, hal ini akan memberikan dampak signifikan bagi perkembangan otak sang bayi. Bayi tersebut pun diharapkan mampu merespons stimulasi dari suara lingkungan di sekitarnya secara lebih sigap dan teliti.
Oleh karena itu sangatlah penting untuk tetap bergerak walaupun tengah mengandung. Mudah-mudahan penjelasan ini bermanfaat bagi Anda, Ibu.
Pilihan Redaksi
|
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas Squad. Daftar klik di
SINI.
Gratis!
Share this content: