Operasi di Intan Jaya: TNI Temukan Senjata Berbahaya dan Amunisi Musuh
Operasi di Intan Jaya: TNI Temukan Senjata Berbahaya dan Amunisi Musuh

Operasi di Intan Jaya: TNI Temukan Senjata Berbahaya dan Amunisi Musuh

 

,


Jakarta


Tentara Nasional Indonesia
(TNI) mengamankan berbagai persenjatan api serta kelengkapannya dari Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat – Gerakan Paparkan Kemerdekaan (TPNPB-OPM) selama operasi penegakan hukum di Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Papua Tengah pada hari Rabu tanggal 14 Mei 2025. Penyelidikan ini dilaksanakan oleh Satuan Tugas (Satgas) Habema TNI mulai pukul 04:00 sampai 05:00 waktu setempat, fokusnya adalah lima desa yang dipertimbangkan sebagai markas gerilyawan OPM.

Kapuspen TNI Mayor Jenderal Kristomei Sianturi menyebut bahwa tindakan tersebut diambil guna menjaga masyarakat dari ancaman kelompok separatis bersenjata.

“Kehadiran TNI bukanlah untuk menyulitkan penduduk setempat, namun justru untuk memberikan perlindungan kepada masyarakat dari tindakan kekerasan serta ancaman oleh sekelompok orang bersenjata. Aksi operasionalnya dikerjakan dengan hati-hati, bertanggung jawab, dan selalu menjaga keselamatan warga biasa. Kami tak akan tinggal diam saat melihat Penduduk Papua harus merasa khawatir berada di tempat lahir mereka,” ungkap Kristomei pada pernyataan resmi, Kamis, 15 Mei 2025.

Hasil dari operasi tersebut, pasukan satuan TNI mengamankan beragam barang bukti yang meliputi sebuah senapan otentik tipe AK-47, satu senjata rakitan, banyak peluru dengan ukuran kaliber berbeda, sepasang busur dan anak panah, bendera Bintang Kejora, ditambah beberapa peralatan komunikasi.

Tindakan itu menargetkan lima desa yakni Titigi, Ndugusiga, Jaindapa, Sugapa Lama, serta Zanamba. TNI mengklaim bahwa kelompok separatis meracuni kedatangan personel mereka yang sebenarnya bertujuan untuk memberikan layanan kesehatan, pendidikan, dan membantu dalam konstruksi jalan menuju Hitadipa. Grup tersebut juga diduga tersebar informasi palsu tentang ancaman kepada masyarakat dan menggunakan warga sipil sebagai benteng pertahanan.

Letnan Kolonel Infanteri Iwan Dwi Prihartono, Ketua Tim Mediasi Koordinator Operasional TNI Habema, mengungkap bahwa semua anggota tim saat ini berada dalam kondisi aman dan menjaga kesiapsiagaannya di beberapa area vital guna memantau aktivitas kelompok bersenjata yang belum sepenuhnya ditangani.

Semua anggota TNI berada dalam posisi aman dan lengkap,” ujar Iwan. “Tim kami tetap waspada di beberapa area penting guna menghindari tindakan balas dendam dari kelompok separatist yang sering kali menyakiti penduduk sipil.

Pada operasi itu, TNI menyatakan bahwa mereka sukses menewaskan 18 anggota grup senjata yang katanya bertindak di bawah perintah Daniel Aibon Kogoya, Undius Kogoya, serta Josua Waker. Dua area yang tadinya dikuasai oleh kelompok tersebut, yakni Sugapa Lama dan Kampung Bambu Kuning, dikabarkan sudah berhasil dibersihkan secara total dari adanya mereka.

Kepala Suku Kampung Sugapa, Melianus Wandegau, mengatakan bahwa penduduk setempat telah dieksploitasi oleh kelompok separatistis tersebut. “Mereka menjanjikan kemakmuran kepada kita (OPM), tetapi pada akhirnya warga hanya digunakan sebagai alat pertahanan terhadap serangan,” katanya. “Penduduk ditempatkan sebagai benteng perlindungan dalam konflik dengan TNI.”

TNI mengumumkan bahwa operasi militer di Intan Jaya bakal tetap berlanjut dengan fokus pada penjaminan keamanan bagi masyarakat umum, sekaligus memberantas kelompok bersenjata yang dituduh melakukan ancaman terhadap ketentraman serta kesejahteraan rakyat Papua.

Selama membahas para korban, juru bicara TPNPN-OPM mencantumkan identitas korban dari kelompok mereka. Orang-orang yang meninggal dunia adalah Gus Kogoya, Notopinus Lawiya, serta Kanis Kogoya. Sementara itu, Tinus Wonda dan Dnu-Dnu Mirip menderita cedera. “Para orang yang cidera sekarang tengah berada di markas TPNPB guna mendapatkan perawatan medis,” ungkap Sebby dalam rilis formal pada hari Kamis, tanggal 15 Mei 2025.

Share this content:

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *