Panitia Perbasi Cup 2025 di Kota Ambon untuk Kategori U-16 dan U-18 Dikritik Severe

Panitia Perbasi Cup 2025 di Kota Ambon untuk Kategori U-16 dan U-18 Dikritik Severe


AMBON, –

Penyelenggaraan Perbasi Cup 2025 untuk Kategori KU 16 dan 18 di kota Ambon mendapat penilaian buruk dari para peserta.

Sebab itu, sang juru taktik dari Tim Kapten menerima sanksi karena seorang atlet terbukti melakukan kecurangan dalam pengumpulan data.

“Perwakilan dari Club Kapitan menyatakan diri mereka bersalah karena salah satu pemain ikut serta dalam kegiatan pemalsuan dokumen yang berdampak buruk pada klub kami. Kami siap menerima sanksi untuk pemain tersebut dengan tujuan membuat contoh agar hal serupa tak terjadi lagi, namun mengapa sang pelatih dikenakan hukuman pula oleh komite?” kata Ketua Klub Basket Kapitan, I Made Wahyu, Senin (6/5/2025).
Maaf atas kesalahan tanggal sebelumnya; informasinya telah dikoreksi menjadi hari Senin bukannya Selasa sesuai keterangan awal Anda.

Dia menginginkan penjelasan dari komite atau Perbasi tentang alasannya kenapa pelatih ikut mendapatkan sanksi.

I Made Wahyu sangat menyesal bahwa panitia tidak melaksanakan penyaringan dengan benar, sebab seluruh datanya telah disampaikan kepada panitia dan mereka juga harusnya bertanggung jawab atas ketidaktelitian ini.

Panitia tidak bisa menghindar dari kewajiban mereka dan menyerahkan semua keputusan penalti hanya kepada Klub Kapitan.

“Selain itu, panitia juga harus dimintai pertanggungjawaban atas kelalaian mereka saat melakukan proses penyaringan,” katanya dengan kekecewaan.

I Made Wahyu juga mempertanyakan dalam point Technical Meeting, dinyatakan bahwa setiap klub yang melakukan protes harus memberikan uang jaminan sebesar Rp 10 juta, namun ketika ada klub yang memberikan laporan atau protes, tiba-tiba langsung diambil keputusan tanpa melalui proses administrasi pembayaran uang jaminan terlebih dahulu.

“Panitia telah melangkahi kesepakatan dalam Technical Meeting. Kami tidak melihat ada uang jaminan yang diberikan ketika protes berlangsung di quarter ketiga,” ucap I Made.

Di samping itu, saat Klub Kapitan Putri bertanding, seorang pemain kami jatuh. Namun sayangnya, tak ada petugas kesehatan yang hadir di tempat pertandingan tersebut.

Akhirnya kita harus membawa dia ke rumah sakit, tetapi untuk klaim asuransi, mereka meminta kita merubah penyebab insiden menjadi tersandung di rumah daripada jatuh selama pertandingan. Kami pikir komite acara kurang persiapan dan tidak bertanggung jawab serta seolah-olah menyingkirkan diri dari masalah yang diderita oleh atlet,” katanya.

Di samping itu, I Made Wahyu mengkritisi perlengkapan pertandingan yang berada di bawah pengawasan komite, sehingga Klub Kapitan merasakan kerugian besar.

Sangat disesalkan menurut I Made Wahyu, sebelum mereka mendapatkan surat keputusan dari Perbasi, telah beredarnya sebuah VN di klub tersebut yang disebar oleh salah satu pelatih. Informasinya menginformasikan para pemain tentang beberapa kesimpulan penting; antara lain adanya diskualifikasi bagi pemain serta sanksi untuk sang pelatih.

“Sungguh disesalkan kemampuannya sebagai pelatih tetapi karena sekaligus menjadi wasit, ia membocorkan isi surat keputusan yang bahkan klub kita sendiri belum mendapatkan kabar resminya,” jelas I Made Wahyu.

Kami sangat tersinggung karena saat putra-puteri kami bertanding pada pertarungan akhir, justru kita sendiri yang dibuat malu di hadapan publik. Panitia mempublikasikan semua keputusan Perbasi tanpa adanya pernyataan resmi kepada tim kami lebih dulu. Karena itu, kami mengharapkan agar pihak Perbasi ataupun panitianya dapat memberikan penjelasan dengan transparansi atas hal tersebut, lantaran kami telah dirugikan secara langsung dan terang-terangan. Terimakasih,” tutup I Made Wahyu.” (*)

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *